TIPS MEMULAI USAHA RUMAHAN DENGAN MODAL KECIL

Tips Memulai UsaHa Rumahan Modal Kecil. Berbicara tentang usaha kecil rumahan mengingatkat saya pada cerita seorang sahabat yang pernah bangkrut. Sahabat saya ini, sebut saja namanya Parto, selepas SMA harus meneruskan usaha rumahan bapaknya mengelola pabrik krupuk bersama dua adiknya. Badai krisis moneter tahun 1998 berakibat harga tepung kanji/tapioka naik karena pemerintah mencabut subsidi. Akhirnya, usaha kecil pabrik krupuk yang telah dirintis almarhum bapaknya, jauh sebelum dia lahir, harus gulung tikar.

Sebenarnya, naiknya harga bahan baku bukan penyebab utama kebangkrutan Parto dalam mengelola usaha rumahan pabrik krupuk  Buktinya, pabrik krupuk lain yang berada dalam satu kampung masih mampu bertahan hingga sekarang, bahkan membesar. Menurut saya, usaha kecil rumahan pabrik krupuk si Parto bangkrut karena ini: Tidak dikelola dengan sistem administrasi dan pembukuan yang baik. Padahal itu sebagai usaha utama, bukan usaha sampingan.

Parto, dan juga bapaknya, menjalankan usaha kecil dengan “manajemen kantong”. Uang hasil penjualan yang diterima langsung masuk kantong, dikeluarkan untuk belanja apa saja juga dari kantong, tanpa ada pencatatan/pembukuan. Dengan cara ini, tidak bisa dibedakan mana uang pribadi dan yang mana uang perusahaan. Padahal, usaha rumahan yang ia kelola memiliki lebih dari 10 karyawan dengan 12 tenaga loper (pengecer) krupuk.

Belajar dari kebangkrutan usaha rumahan, sekecil apapun usaha itu tetap harus melakukan administrasi dan pembukuan yang baik. Pencatatan pengeluaran dan pemasukan harus ada walaupun secara sederhana. Tidak harus berdasarkan standar akuntansi, yang penting bisa mengetahui uang keluar-masuk dengan jelas.

Sistem administrasi dan pembukuan sederhana usaha kecil rumahan bisa dilakukan seperti ini.
  1. Membuat catatan perjanjian dagang: dengan siapa janji dibuat, waktu, isi janji, dan keterangan lain yang diperlukan.
  2. Catatan pemasaran: nama-nama agen/pengecer, jadwal pengiriman barang, dan sebagainya.
  3. Catatan pemesanan dan pengiriman: nama dan alamat, jumlah pesanan, waktu pengiriman, dan keterangan lainnya.
  4. Catatan gudang: jenis dan nama barang, jumlah, arus keluar-masuk barang dari gudang, tanggal dan kondisi barang.
  5. Catatan proses produksi:semua masalah yang berkaitan dengan kelancaran proses produksi.
  6. Catatan kepegawaian: data dan identitas karyawan, jumlah, upah, dan prestasi kerja.
  7. Membuat daftar inventaris dan neraca.
  8. Membuat buku harian.
  9. Membuat laporan neraca dan laba rugi.
  10. Agar semua kegiatan usaha berjalan lancar perlu juga dibuat SOP (Standar operating Prosedur).
Butir-butir di atas kalau dipikir akan terasa berat dan rumit, ya. Makanya jangan dipikir tetapi dikerjakan. Utang juga jangan dipikirin tapi dibayar, kalau hanya dipikir tidak akan pernah lunas. Anda bisa membuat administrasi dan pembukuan sesuai selera. Saya sarankan membaca buku: Pedoman Mengelola Perusahaan Kecil yang ditulis Dr. Ir. Singgih Wibowo, M.S. (http://suramadumedia.blogspot.com)

Komentar (0)

Post a Comment